Sumur “Temba Ncuhi” mempunyai diameter 2×1 meter dengan kedalam 3 meter , yang terletak di Dara Kota Bima, air sumur itu seperti halnya dengan sumur pada umumnya, Temba Ncuhi mempunyai arti Temba yaitu sumur dan Ncuhi berarti kepala adat atau kepala suku, karena dulu Bima pada abad XIV/XV, sebelum berdirinya Kerajaaan Bima, dan dikenal dengan nama Dana Mbojo di dipegang para Ncuhi.
Ncuhi ini mempunyai wilayah kekuasaan masing-masing di dana Mbojo (Bima), dan di tiap-tiap wilayah kekusaan Ncuhi terdapat sumur atau mata air. Ncuhi Dara yang memegang kekuasaan di wilayah Bima tengah bertempat tinggal di atas gunung Londa mempunyai satu sumur yaitu Temba Ncuhi, para Ncuhi yang ada di seluruh daratan Bima mempunyai sumur masing-masing seperti Temba Kolo dipegang oleh Ncuhi Kolo, Temba Romba oleh ncuhi Doro wuni.
Pada zaman Ncuhi menurut nara sumber, bahwa pondok Ncuhi berada di atas bukit Londa sebelah utara atau disebut “Dana Taraha”.
Pada suatu hari sumur Ncuhi mengalamai kekeringan, kemudian para warga Dara pada saat itu mencari jalan keluar dari kekeringan, akhirnya mereka turun gunung untuk menetap di dataran rendah, kemudian Sanggili membuat sumur Ncuhi itu untuk kedua kalinya dan warga Darapun tidak dilanda kekeringan , hingga sampai sekarang sumur itu tetap mengeluarkan air.
mulai dari Ncuhi Pertama hingga terakhir merupakan juru kunci yang mempunyai kuasa buat memandikan Raja yang ingin di dinobat. Mulai dari Raja Bima pertama Indra Zamrud yang di angkat anak oleh Ncuhi Dara dimandikan di Temba Ncuhi, hingga sampai Raja Ruma Ta Ma Wa`a Bata (1620-1640 ).
Seiring bergantinya Zaman, Ncuhi menjadi Kerajaan hingga masuknya Islam menjadi kesultanan, setiap Raja maupun Sultan wajib sebelum diangkat menjadi Sultan harus dimandikan lebih dahulu di Temba Ncuhi mulai dari Sultan Pertama Bima, Paduka Sri Sultan Abdul Kahir Ruma-ta Mawa’a Andapa (1620-1632 ) hingga Sultan terakhir Paduka Sri Sultan Muhammad Salahuddin (1915-1951 ). Karena yang mempunyai andil besar atau kuasa untuk menobatkan para Raja atau Sultan hanyalah Ncuhi Dara.
Pada waktu kekuasaan Paduka Sri Sultan Abdul Aziz (1868-1881) Temba Ncuhi dijaga oleh keturunan Ncuhi Dara yaitu Smhau hingga anaknya Muhammad. Sampai sekarangpun Temba Ncuhi masih dipergunakan tempat mandi oleh para Bangsawan Bima keturunan langsung Sultan-sultan hanya pada saat memperingati hari besar kesultanan Bima.(Fahrurizki)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !