Headlines News :
Home » , » Uniknya Uma Lengge Suku Bima

Uniknya Uma Lengge Suku Bima

Written By Fahrurizki on 21 Sep 2012 | 21.00


Melihat seni bangunan adat yang ada di Nusantara memiliki struktur rumah terbuat dari kayu, keseluruhan elemennya saling kait mengkait sehingga menjadi kesatuan dan berdiri diatas tiang-tiang. Tiang menumpu pada pondasi-yang berupa sebuah batu alam sebagai tumpuan tiang, konstruksi bangunan ini adalah tahan gempa & angin dalam arti kata tidak runtuh. Sebab seluruh bagian merupakan satu kesatuan yang diletakkan diatas batu begitu saja sangat aneh bukan, tidak seperti rumah zaman sekarang yang pondasinya di tanam dalam tanah.

Untuk bangunan yang ditinjau ini tiangnya 4 buah termasuk yang disebut Ri`i. Untuk pondasi rumah adat Lengge digunakan batu yang di ambil di sungai untuk menahan tiang-tiang penyangga bangunan. Ukuran pondasi biasanya bervariasi, tergantung besar tiang penyangga bangunan, Pada pemasangan pondasi, lansung diletakkan di permukaan tanah,  seiring dengan waktu semakin lama pondasi tertanam oleh tanah yang disekitarnya maka semakin kuat batu tersebut.

Pada tiang penyangga digunakan kayu Jati, dengan system penyambungan menggunakan sambungan kayu tanpa adanya pemakuan dengan dimensi 5x6 meter.  Sesuai dengan adat setempat, untuk jumlah tiang harus dengan jumlah empat karena tiang yang berjumlah lebih itu untuk rumah para bangsawan.

Yang lebih menarik dari Uma Lengge yaitu tikus tidak dapat naik keatas rumah karena terhalang oleh batu, dan batu pondasipun konon katanya dimantrai oleh para sando (Dukun) supaya tikus dtidak bisa naik kerumah.

Lantai Uma Lengge menggunakan bahan dari bambu yang bertingkat dua. Seperti pada tiang, lantai pertama juga tidak menggunakan paku untuk penyambungan hanya diikat dari tali yang terbuat dari kulit pohon pisang dan kulit pohon lainnya dan lantai pertama di gunakan untuk aktifitas menerima tamu ataupun menenun, sedangkan lantai kedua juga terbuat dari bambu yang digunakan untuk ruang tidur, Untuk dapat naik ke lantai kedua menggunakan tangga yang dibuat antara tiang-tiang penyangga.

Sedangkan atap rumah terbuat dari jerami dan daun kelapa yang disebut dengan Ati. Uma lengge ini merupakan awal bangunan arsitektur zaman Naka dan Ncuhi suku Bima yang di mulai dari abad 17 Masehi, masa kepopulerannya Uma Lengge berakhir pada tahun 1990 Masehi, dan sekarang di Kecamatan Wawo Desa Maria warga menjadikan Uma Lengge sebagai tempat menyimpan padi dan jagung karena tidak dapat di jangkau oleh tikus.(FN)


Photobucket
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Topik Populer

Arsip Blog

Untuk Berlangganan, masukan email anda:

 
Support : Bimaku Tanahku | Kampung Media |
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. KM Samparaja - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template