Uma Solud – Lambitu, Komunitas Jelajah (jejak langkah budaya & sejarah) mengadakan wisata bersama di desa Sambori yaitu “Jelajah Sambori” Minggu (20/01/2013) kemarin, dalam rangka mempromosikan desa Sambori sebagai tempat wisata alam dan budaya, dan juga sekaligus peluncuran buku “Sambori”.
Desa Sambori terletak 13 Km arah Timur Bima, Desa Wisata Budaya Sambori memiliki nuansa pedesaan yang masih alami dan cara bertani yang masih menggunakan cara tradisional sehingga mampu menarik minat wisatawan terutama wisatawan mancanegara. Rumah - rumah tradisional, Kesenian Belaleha, Sagele, dan Arugele mewarnai Desa Sambori.
Masyarakatnya yang mayoritas sebagai petani, masih mengolah lahan sawahnya dengan cara tradisional dengan menggunakan peralatan sederhana, seperti untuk membajak sawah (menggunakan bajak yang ditarik sapi), mencangkul, memetik padi, dan sebagainya.
pada musim kemarau, para petani tetap mengolah sawahnya tanpa kesulitan akan kekurangan air. Sumber mata air yang berada disebelah dusun Kuta, dapat dimanfaatkan untuk bertani, berternak dan kolam pemancingan. Rumah di desa Sambori biasanya berbentuk rumah kayu seperti suku Bugis (ciri khas rumah orang Bima).
Selain bertani, desa ini juga memiliki program wisata lainnya seperti belajar kesenian, Belaleha, hingga belajar soal arsitektur rumah Lengge. Dan wisatawanpun bisa berbaur dengan masyarakat desa untuk melakukan sagele dan arugele yaitu sambil menanam mereka bernyanyi dengan menggunakan bahasa Sambori.(FN)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !