Iskandar (AN Alcaff) adalah
mantan mahasiswa sebuah universitas di Bandung yang ikut turun ke medan
perang untuk memperjuangkan kemerdekaan. Selama 5 tahun, Norma (Netty Herawati), kekasih Iskandar, dengan setia menanti kembalinya orang yang teramat dia sayang.
Sekembalinya di Bandung, Iskandar
tinggal di rumah Norma dan bekerja pada sebuah istansi negara. Sayangnya
karena suatu hal, Iskandar membuat masalah di tempatnya bekerja.
Masalah semakin rumit saat Iskandar tahu teman seperjuangannya bernama Gafar (Awaludin) terpedaya oleh Gunawan (Rd Ismail)
yang mempunyai bisnis kotor. Benci atas tindakan yang dilakukan
Gunawan, Iskandar mencoba berbuat sesuatu. Namun pertemuannya dengan
Laila (Dahlia), seorang pelacur rumah bordil, membuatnya semakin tak terarah. Ketika lewat jam malam, semua menjadi tak sama lagi.
LEWAT DJAM MALAM adalah sebuah film yang naskahnya ditulis oleh Asrul Sani dan disutradarai Usmar Ismail. Film yang diproduksi pada tahun 1954 ini berhasil meraih penghargaan sebagai Film Terbaik FFI pada tahun 1955.
Gambaran sifat-sifat manusia sungguh
lengkap dalam film ini. Begitulah wajah Indonesia yang sebenarnya.
Bahkan saat film ini sudah dibuat sepuluh tahun setelah kemerdekaan
negara, Indonesia sudah kenal yang namanya korupsi dan nepotisme.
Tiap-tiap orang berusaha memenuhi kepentingannya sendiri, tanpa lagi
memikirkan orang lain yang ada di sekitarnya. Hingga kini pun, begitulah
sifat manusia yang secara sadar atau tidak melekat pada diri
masing-masing.
Terlepas dari isi ceritanya, saya benar-benar mengagumi vintage party yang digelar Norma di rumahnya. Gaun pesta yang cantik, serta serunya mereka berdansa dan bernyanyi bersama.
Begitu rupanya cara remaja tahun 50-an
bersenang-senang. Saya sempat membayangkan, betapa cantiknya jika film
ini berwarna. Balon karet, kertas hias, serta gaun-gaun indah itu pasti
berpadu meriah dalam warna-warni. Tak hanya itu, tampilan kota Bandung
zaman baheula, serta bangunan-bangunan rumahnya sungguh cantik.
Film ini sangat direkomendasikan untuk
ditonton. Walau hitam putih, kualitas gambar film yang memang sudah
direstorasi ini cukup bagus. Mengingat film ini dibuat 58 tahun lalu,
tentunya teknologi tak sehebat sekarang. Namun tak ada yang bisa
menampik bahwa film ini telah menjadi harta karun perfilman Indonesia. kapanlagi.com
(kpl/abs/dew)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !