Uma Solud – Kota Bima, Di Bima tidak
begitu mengherankan lagi semakin bertambahnya Perokok aktif di
kalangan remaja atau pelajar terus meningkat. Selain
rokok, permasalahan narkoba juga mulai mengancam
kehidupan remaja di Kota Bima. Malah, masalah narkoba di
kalangan remaja ini seperti fenomena gunung es yang harus terus diwaspadai.
Hal mudah yang membuat remaja atau
pemuda di Kota Bima dengan mudah mendapatkan rokok yaitu banyaknya pedagang
yang menjual ketengan sehingga mudah dijangkau dengan mudah walaupun uang saku
mereka bercukupan.
Ada
tren peningkatan di antara remaja maupun pelajar. Itu pengaruh pendidikan. Tiga
media pendidikan yaitu di rumah, di sekolah dan di masyarakat harus berimbang.
Ketiga media itu tidak memberikan pendidikan yang berimbang, salah satunya soal
keteladanan.
Saat
ini terdapat 1.100 juta penghisap rokok di dunia yang 45% masih pelajar. Tahun
2025 diperkirakan akan bertambah hingga mencapai 1.640 juta remaja. Setiap
tahunnya, diperkirakan 4 juta orang meninggal dunia karena kasus yang
berhubungan dengan tembakau. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO)
tahun 1999, sekitar 250 juta anak-anak di dunia akan meninggal karena tembakau
apabila konsumsi tembakau tidak dihentikan secepatnya.
Menurut survei di beberapa SMP &
SMA di Kota Bima, setiap siswa di sekolahnya mulai mengenal bahkan mencoba
merokok dengan presentase 20% sebagai perokok aktif yang terdiri atas 25% putra.
Dan berdasarkan pemantauan lanjutan dari para pelajar yang merokok itu sebanyak
25% Drop Out.
Kebiasaan merokok bagi para remaja
& pelajar bermula karena kurangnya informasi dan kesalahpahaman informasi,
termakan iklan atau terbujuk rayuan teman. Diperoleh dari hasil angket Yayasan
Jantung Indonesia sebanyak 77% siswa merokok karena ditawari teman. Sehingga
tanpa mereka sadari racun berlahan menggerogoti tubuhnya.(FN)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !