Headlines News :
Home » » Bung Karno Berjasa Dalam Menjaga Makam Imam Bukhori

Bung Karno Berjasa Dalam Menjaga Makam Imam Bukhori

Written By Fahrurizki on 30 Sep 2012 | 00.33

Soekarno meminta pemerintah Uni Soviet agar segera memperbaikinya. Ia bahkan sempat menawarkan agar makam dipindahkan ke Indonesia apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan diberikan sebagai gantinya…

Sebuah sejarah yang hampir lenyap dari pandangan dan pendengaran bangsa Indonesia. Adalah kisah Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia yang menemukan makam Imam Al Bukhari, seorang perawi hadist Nabi Muhammad SAW.

Meskipun tidak terdapat nama jalan Bung Karno atau Soekarno di Tashkent, tapi bukan berarti rakyat Uzbekistan tidak mengenal proklamator kemerdekaan negara Republik Indonesia yang tidak hanya cerdas tapi juga sebagai seorang Negawaran kelas dunia yang dimiliki bangsa Indonesia.

Alkisah, pada tahun 1961 penguasa yang sekaligus pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet, Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang Bung Karno untuk datang ke Moskow. Bukan sebagai kunjungan resmi kenegaraan karena ketika itu Khruschev hanya ingin menunjukkan kepada Amerika bahwa Indonesia berdiri di belakang Uni Soviet.

Bung Karno adalah politisi yang cerdas. Ia sadar akan adanya kepentingan Uni Soviet atas undangan kunjungan ini. Apabila kurang pandai mensikapi dan mensiasati ini maka Indonesia bakal terjebak oleh permainan ini. Sehingga, agar Amerika tidak meninilai Indonesia seperti yang digambarkan oleh Uni Soviet, maka Bung Karno mengajukan syarat kepada Uni soviet.

Syarat yang diajukan oleh Bung Karno ketika itu kepada Penguasa Uni Soviet adalah, dirinya bersedia datang ke negeri komunis itu dengan catatan agar pihak Uni Soviet mau membantu Bung Karno mencarikan makam Imam Al Bukhari. Apabila permintaan tersebut tidak bisa dipenuhi maka Bung Karno tidak bersedia memenuhi undangan tersebut.

Meskipun terheran-heran dan bersungut-sungut, Khrushchev berjanji untuk tetap berusaha memenuhi syarat tersebut. Kemudian ia memerintahkan orang-orangnya untuk mencari makam dimaksud. Pencarian makam Imam Al Bukhari ternyata memang sulit sehingga Khrushchev membutuhkan waktu cukup lama untuk menemukannya.


Khruschev sempat berkali-kali menghubungi Bung Karno dan mengatakan bahwa makam yang dimaksud itu tidak bisa dan sulit sekali dicari. Ia meminta Bung Karno untuk mengganti syaratnya. Namun Bung Karno tetap pada pendiriannya dan apabila syarat itu tidak bisa dikabulkan maka Bung Karno tidak bersedia datang.

Setelah berusaha dan berjuang dengan segala daya, walhasil orang-orang Khruschev berhasil menemukan makam tersebut di Samarkand, karena kondisi makam yang sudah sangat tua (870 M) dan terbengkalai, kemudian ia memerintahkan agar makam tersebut diperbaiki, dibersihkan dan seterusnya.

Tanggal 12 Juni 1961, Pemimpin Besar Revolusi Indonesia, Bung Karno tiba di Samarkand untuk berziarah ke makam Imam Al Bukhari dan disambut oleh puluhan ribu orang. Sebelumnya Bung Karno bertemu lebih dulu dengan para petinggi Uni Soviet.

Dengan adanya peristiwa ini, Amerika menganggap bahwa kehadiran Bung Karno di Moskow tidak semata-mata kunjungan resmi kenegaraan tapi juga kunjungan Bung Karno sebagai sosok yang religius ke Makam Imam Al Bukhari. Peristiwa ini pada akhirnya merontokkan klaim kedua negara adidaya itu terhadap Indonesia. Indonesia tidak bisa dipermainkan. Lebih dari itu, Bung Karno sangat puas bisa menemukan dan sekaligus menziarahi makam sosok yang sangat ia kagumi. (mataharinews.com)

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Topik Populer

Arsip Blog

Untuk Berlangganan, masukan email anda:

 
Support : Bimaku Tanahku | Kampung Media |
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. KM Samparaja - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template