Keberadaan pasar tradisional di Kota Bima kian mengkhawatirkan. Bahkan diperkirakan tahun 2015 nanti banyak pedagang di pasar tradisional yang mati. Penyebabnya tak lain karena semakin maraknya pasar modern di kota ini dengan konsumen yang banyak dan cendrung malas masuk pasar tradisional dikarenakan kondisi pasar yang sangat jorok dan kotor.
dari hasil pantauan Uma Solud menyebut di Kota ini terdapat enam supermarket dan toko modern berbentuk minimarket berjumlah lima puluh toko. Keberadaan toko modern makin mengancam keberadaan pasar-pasar tradisional. Kegairahan pasar tergerus dan omzet rata-rata pasar tradisional merosot hingga 15 persen karena jumlah konsumen terus berkurang.
Banyak juga para pedagang di pasar tradisional berharap perhatian pemerintah untuk pembangunan Mereka meminta toko modern dibangun sangat menjauh dari pasar tradisional, serta tidak menjual komoditas menengah ke bawah seperti dijual di pasar.
Pasar tradisional di Kota Bima berjumlah lima pasar, yang mencakup tiga Kecamatan, untuk tiga pasar tradisional di dua Kecamatan yaitu Raba dan Asakota sudah tutup, di karenakan jumlah pengunjung yang sudah berkurang.
membangun adalah hal yang baik dan perlu ada kajian yang sangat komprehensif dan mendalam tentang dampak dari rencana pembangunan itu ke depan. Apapun namanya, atas nama pembangunan janganlah sampai mengorbankan mereka yang orang kecil. Terlebih membangun pusat perbelanjaan di satu kawasan janganlah sampai melupakan orang kecil khususnya mereka yang berjualan di pasar tradisional.
Saat ini terjadi proses kanibalisme dalam pertumbuhan supermarket di Kota Bima, di mana ketika satu supermarket baru muncul, maka yang lama dipastikan akan tutup. Hal itu, karena supermarket yang dimiliki retail besar sangat terpengaruh dengan perkembangan ekonomi global. Selain itu, kehadiran supermarket cenderung melahap lahan strategis, namun kemudian tak mampu memberiakan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi kota, hanya kontribusi kapital.
Berbeda dengan pasar tradisional yang terkenal mempunyai daya kenyal dalam menghadapi situasi ekonomi bagaimana pun juga. Tentunya kita hanya bisa memberikan masukan, membangun sebuah pusat perbelanjaan oke-oke saja sepanjang mampu mengendalikan keinginan masyarakat menjadi keinginan yang wajar-wajar saja. Artinya keinginan untuk menjadi pelaku konsumerisme yang tinggi dapat ditekan dengan baik namun juga supermarket tadi dapat memberikan efek ganda namun sangat positif. Ingatlah dalam membangun jangan lupakan mereka yang kecil.(Fahrurizki)
Membuat Besar, Jangan Sampai Lupa Yang Kecil
Written By Unknown on 23 Mar 2013 | 22.09
Label:
Artikel,
Berita Kampung
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !