Pada tahun 1945 waktu itu kesultanan Bima di duduki oleh Dai Nippon (Jepang) selepas dari tangan Belanda, dan basecamp jepang ada 2 kala itu di daerah Melayu (utara) dan daerah Londa (selatan). Di dua tempat inilah Dai Nippon membangun pertahanan militer mereka sekaligus basis militer mereka karena pada saat itu Belanda yang di dukung oleh Sekutu belum sepenuhnya mengakui kemerdekaan Indonesia.
Di basis militer mereka ini dapat ditemukan sebuah gua yang dibangun Dai Nipon karena ciri khas dari perang pasifik yaitu Jepang membangun Bunker mereka di seluruh wilayah yang mereka duduki untuk menyimpan persenjataan maupun persembunyian mereka.
Asal kata Lawata itu, pada saat Jepang atau Dai Nipon membangun sebuah portal pemeriksaan di daerah Londa yang sangat ketat, sehingga orang yang keluar masuk diperiksa secara rutin. Kemudian oarng Bima menamakan tempat itu menjadi Lawa yang artinya gerbang, dikalangan penduduk pribumi portal pos militer itu lebih dikenal dengan sebutan Lawa.
Kemudian lama-lama nama Lawa di kenal di kalangan Jepang, kemudian mereka (jepang) menambahkan Ta (tsu) yang artinya Bangun, untuk menunjukkan nama tempat yang akan dibangun dan supaya gampang berkomunikasi dengan pribumi mereka menyebut “Lawa-Ta” (Lawa=gerbang, Ta=Bangun). Karena pada kala itu dari cerita-cerita masyarakat yang hidup pada zaman itu, Jepang memperkerjakan para pribumi dengan paksa atau dengan istilah Romusha, dimana kala itu Jepang membangun pertahanan mereka disitu.(FN)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !